Kegiatan PNPM-MP

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Kegiatan PUSKESMAS

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

KNPI

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

KSU Warga Sejahtera

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Pemuda Siaga Peduli Kesehatan

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Peniliaian NAKES Teladan 2012

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

PPNI

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Rabu, 28 Oktober 2009

Indonesia Menuju MDGs 2015


Indonesia Menuju MDGs 2015


(Terbit di Harian Pikiran Rakyat, Selasa 27  Oktober  2009)


Dalam pidato pelantikannya, Presiden SBY menegaskan bahwa Indonesia akan berusaha berada di garis depan, dalam upaya untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik dan sebagai pelopor dalam memperjuangkan Millennium Development Goals (MDGs). Ini berarti, MDGs akan menjadi target utama pemerintah RI selama 5 tahun mendatang.

Yang jadi pertanyaan, mampukah kita merealisasikan target tersebut, agar menjadi bangsa yang besar dan bermartabat?

Millennium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global, yang akan dicapai pada 2015. MDGs merupakan inti dari deklarasi milenium yang diadopsi 189 negara dan ditandatangi 147 kepala negara saat UN Millennium Summit, September 2000.

MDGs terdiri atas delapan tujuan, 18 target, dan lebih dari 40 indikator. Kemudian target itu dipertegas lagi pada Konferensi Tingkat Tinggi para pemimpin dunia 22-24 September 2008, di New York City. Delapan tujuan tersebut antara lain memberantas kemiskinan dan kelaparan; mewujudkan pendidikan dasar yang merata dan universal; memajukan kesetaraan gender; mengurangi tingkat mortalitas anak; memperbaiki kualitas kesehatan ibu hamil; memerangi HIV-AIDS, malaria, dan penyakit lain; menjamin kelestarian lingkungan; dan menjalin kerja sama global bagi kesejahteraan.

Kesiapan Indonesia

Indonesia sebagai anggota PBB sangat menyadari pentingnya MDGs, dalam kerangka berbangsa dan bernegara sesuai filosofi hidup Pancasila dan pegangan dasar UUD 1945. Oleh karena itu, Indonesia bertekad dapat mencapai MDGs pada 2015. Namun, tantangan dan hambatan yang dihadapi cukup besar. Masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan dalam pembangunan.

Sebagai contoh, saat ini masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan hampir 35 juta jiwa, anak terlantar mendekati 3 juta, balita terlantar 300.000, anak nakal 210.000, anak jalanan 110.000, dan orang tua terlantar mendekati 2 juta. Padahal, sesuai tujuan pertama MDGs, jumlah ini harus diturunkan sampai separuh pada 2015.

Sementara itu, dilihat dari pemerataan pendidikan, parameter yang digunakan adalah Angka Partisipasi Murni (APM). Pada 1992, APM SD/MI tercatat 88,7 persen dan pada 2008 mencapai 94,73 persen. Sementara itu, APM SMP/MTs. 1992 adalah 41,9 persen dan mencapai 66,52 persen pada 2008. Jumlah yang lebih kecil lagi untuk APM SMA/MA. Tidaklah heran jika Indonesia menempati peringkat ke-111 dalam Laporan Pembangunan Manusia 2009, yang berarti lebih rendah dari Sri Langka (102) maupun Palestina (110).

Selain itu, bidang kesehatan juga belum menghasilkan prestasi yang memadai. Misalnya penurunan angka kematian ibu per 100.000 jiwa, yang saat ini masih 307 dari target 110 pada 2015. Tidak jauh beda dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit menular, seperti malaria, TBC, dan HIV-AIDS.

Demikian pula dalam aspek lingkungan hidup seperti pencapaian target penyediaan air bersih. Saat ini hanya 18 persen penduduk yang memperoleh akses ke sumber air minum yang baik dan baru 45 persen yang memperoleh akses sanitasi memadai. Padahal MDGs mencanangkan pada 2015, sebanyak 69 persen penduduk Indonesia memiliki akses air minum yang layak dan 72,5 persen penduduk harus memperoleh pelayanan sanitasi yang memadai.

Upaya

Sebenarnya, pada periode lalu pemerintah sudah berkomitmen menempatkan MDGs sebagai referensi penting pembangunan Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan MDGs sebagai bahan acuan dalam pembangunan, mulai tahap perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sampai tahap implementasi. Namun kenyataannya, masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, pemerintah yang baru ini harus menciptakan program-program baru yang taktis dan realistis, serta melanjutkan program-program yang sudah berjalan dengan lebih optimal lagi.

Sebagai contoh, program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam jangka pendek, program ini memang bisa membantu masyarakat. Namun, ke depannya sebaiknya tidak dilanjutkan karena akan membebani APBN. Program yang lebih tepat harus digunakan, misalnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pengembangan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Kedua program itu dinilai bagus dalam menyukseskan MDGs, meskipun pelaksanaannya belum 100 persen%.

Sementara itu, menyadari bahwa sumber pendanaan dalam negeri masih belum mencukupi, dukungan internasional sangat penting bagi penyuksesan MDGs. Namun, kita tidak boleh bergantung pada pihak asing saja. Kemandirian juga sangat diperlukan, sampai titik darah penghabisan.

Selain itu, target MDGs tersebut tidak akan bisa dicapai secara sporadis, perlu dilakukan upaya berjenjang. Mulai dengan target yang harus diselesaikan dalam seratus hari. Kemudian dilanjutkan dengan target pencapaian per tahun, sampai setelah lima tahun nanti. Yang lebih penting lagi, untuk mencapai tujuan MDGs, diperlukan koordinasi, kerja sama serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah yang baru (nasional dan lokal), masyarakat sipil, akademisi, media, sektor swasta, dan komunitas donor. Bersama-sama, kelompok ini akan memastikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai bisa tersebar merata di seluruh Indonesia.

Harapannya, jika semua menyadari bahwa bangsa ini sangat butuh kerja keras untuk mencapai target MDGs 2015, kita pasti akan bisa meraihnya, agar menjadi bangsa yang besar dan bermartabat!***

Penulis, Direktur Operasional MST Preneurs UGM Yogyakarta, dan Kandidat Doktor di Universiti Teknologi Petronas Malaysia.

Kamis, 20 Agustus 2009

Penanganan Diabetes : 10 Cara Menghindari Komplikasi


Penanganan diabetes merupakan tanggung jawab seumur hidup. Oleh sebab itu temui dokter untuk pemeriksaan berkala, periksakan mata, gigi dan lakukan gaya hidup sehat agar dapat meminimalkan komplikasi diabetes.

Penanganan diabetes dibutuhkan suatu inisiatif dan keteraturan. Dari memeriksa kadar gula darah hingga kaki setiap hari, dengan melakukan peran aktif untuk penanganan diabetes dapat mencegah atau setidaknya mengurangi komplikasi.

Dibawah ini ada 10 cara untuk berperan aktif dalam perawatan diabetes sehingga dapat menikmati hidup lebih sehat di masa yang akan datang:



1. Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun
Selain pemeriksaan rutin untuk mengawasi perawatan diabetes, lakukan juga pemeriksaan fisik sekali setahun. Dokter akan mencari masalah yang dapat terjadi akibat penyakit ini seperti komplikasi pada mata, ginjal dan jantung

2. Periksa mata setahun sekali
Pergi ke spesialis mata sekali tiap tahun dapat membantu untuk mendeteksi masalah penglihatan yang berkaitan dengan diabetes untuk dapat mendeteksi secara dini, sehingga lebih mudah ditangani maupun dicegah. Bila menderita diabetes dengan tekanan darah tinggi, penyakit ginjal atau kolesterol, mungkin diperlukan pemeriksaan ke spesialis mata lebih dari sekali dalam setahun.

3. Temui dokter gigi setahun dua kali
Kadar gula darah yang tinggi mengganggu sistem kekebalan tubuh, membatasi kemampuan tubuh untuk berperang dengan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi. Karena mulut penuh dengan bakteri, maka infeksi juga dapat terjadi pada gusi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk menemui dokter gigi setahun dua kali untuk memeriksakan kesehatan mulut dan gigi

4. Vaksinasi tepat waktu
Selalu up to date terhadap vaksinasi yang dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi akibat diabetes. Contohnya adalah:

* Vaksinasi flu tahunan. Berapapun usia, maka penderita diabetes akan rentan terkena influenza daripada yang tidak menderita diabetes. Penderita diabetes rentan terserang flu daripada orang yang tidak menderita diabetes. Karena diabetes pula, maka flu dapat berkembang menjadi komplikasi yang serius, termasuk diabetic ketoacidosis (DKA) dan sindrom hiperosmolar.
* Vaksin untuk radang paru. Hampir tiap dokter akan merekomendasikan pada penderita diabetes untuk vaksinasi radang paru-paru. Apabila telah menderita komplikasi akibat diabetes atau berusia lebih dari 65 tahun maka akan dibutuhkan vaksinasi ulang setiap 5 tahun.
* Vaksinasi lainnya. Selalu uptodate terhadap vaksinasi tetanus juga jangan lupa untuk vaksinasi ulang setiap 10 tahun. Vaksinasi hepatitis B juga sangat penting. 

5. Rawat kebersihan dan kesehatan kaki
Penderita diabetes beresiko tinggi untuk menderita penyakit pada kaki dalam dua cara yaitu:

* Diabetes dapat merusak syaraf-syaraf di kaki (neuropathy), mengurangi sensasi nyeri. Ini berarti dapat terjadi ruam dan memar tanpa menyadarinya.
* Diabetes dapat menyempitkan atau menutup arteri (atherosklerosis), mengurangi aliran darah menuju kaki. Dengan kurangnya darah untuk memberi makan jaringan di kaki, maka luka akan semakin sulit untuk sembuh. Sayatan yang tersembunyi atau luka kecil yang terlindung oleh sepatu atau kaus kaki dapat dengan cepat berkembang menjadi luka yang serius.

6. Jangan merokok
Orang yang mengidap diabetes dan merokok sering kali ditemukan meninggal karena serangan jantung, stroke dan penyakit lainnya daripada penderita diabetes yang tidak merokok. Hal ini karena:

* Merokok menyempitkan pembuluh darah, serta menurunkan aliran darah menuju kaki. Penyempitan arteri meningkatkan resiko dari serangan jantung dan stroke, dan juga membuat luka menjadi lebih sukar untuk sembuh.
* Merokok meningkatkan resiko untuk kerusakan syaraf dan penyakit ginjal.
* Merokok juga mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat lebih rentan terhadap infeksi pernafasan dan influenza. 

7. Minum aspirin tiap hari
American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan para pengidap diabetes untuk mengkonsumsi aspirin setiap hari satu kali karena dapat mengurangi resiko terkena serangan jantung. Dosis yang direkomendasikan adalah mulai dari 81 mg sehari,hingga 325 mg sehari. Mengkonsumsi lebih dari jumlah tersebut tidak akan meningkatkan keuntungannya. Konsultasikan pada dokter untuk meyakinkan apakah aspirin aman untuk diminum harian, bila iya, cari tahu berapa banyak dosis aspirin yang harus digunakan.

8. Awasi tekanan darah
Sama seperti diabetes, tekanan darah yang tinggi juga dapat merusak pembuluh darah. Bila kedua keadaan ini muncul, maka dapat terjadi serangan jantung, stroke atau kondisi lain yang mengancam jiwa.

Untuk orang dewasa dengan atau tanpa diabetes, tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Bila anda memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes, ADA merekomendasikan untuk mendapatkan perawatan yang bertujuan agar tekanan darah tidak lebih dari 130/80 mmHg. Kebiasaan hidup sehat yang dapat mempertahankan kadar gula darah yaitu makan makanan yang seimbang dan olah raga yang rutin dapat pula menurunkan tekanan darah. Menurunkan jumlah garam (natrium) dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan membatasi jumlah alkohol juga penting untuk mengontrol tekanan darah.

9. Memeriksa kadar gula darah
Mengatur kadar gula darah merupakan hal yang paling penting untuk merasa lebih baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari diabetes. Dengan mengawasi kadar gula darah dan tetap menjaganya normal, maka akan mengurangi resiko kerusakan mata, ginjal, pembuluh darah dan syaraf.

10. Penanganan stress
Stress dapat meningkatkan produksi hormon yang dapat memblokir efek dari insulin, yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Bila sedang terserang stress, maka akan sulit untuk merawat diri sendiri maupun mengelola diabetes. Anda mungkin tidak sempat untuk mengkonsumsi makanan yang dianjurkan, memeriksa kadar gula darah, berolah raga atau minum obat seperti yang telah diresepkan. Stress yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan depresi oleh sebab itu penanganan stress yang baik sangat dibutuhkan.

Senin, 06 Juli 2009

Penyakit Kanker Kulit

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita.

Penyakit Kanker Kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Ada tiga jenis kanker kulit yang umumnya sering diderita manusia, diantaranya adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).




Kanker Kulit Ganas

  • Karsinoma Sel Basal (KSB)

  • Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) kebagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Warna kulit yang terang dan sering terkena pijaran cahaya matahari keduanya diduga sebagai penyebab Karsinoma Sel Basal. Faktor lain yang juga dapat menjadi penyebab jenis kanker ini adalah system imun tubuh yang lemah (baik dampak penyakit lain atau pengobatan), luka bakar, sinar X-ray.

    1. Tanda dan Gejala
    Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.

    2. Diagnosa Jenis kanker
    Metode tunggal untuk memastikan penyakit kanker sel basal yaitu Dokter akan melakukan pemeriksaan klinis dan histopatologis dengan mengambil sample bagian kulit yang di anggap sebagai jaringan kanker (biopsy) untuk diteliti dibawah mikroskop.

    3. Therapy dan Pengobatan
    Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal, maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit, atau dapat pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).

  • Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

  • Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pria terutama kaum lanjut usia (lansia). Ini adalah jenis kanker kulit dimana terjadi keganasan sel keratinosit epidermis, merupakan kanker kulit ke dua tersering. Penyakit kanker kulit KSS ini dapat menyebar kebagian tubuh yang lain, umumnya diderita mereka yang berada diwilayah tropik.

    Seperti halnya penyakit KSB, kanker kulit jenis ini juga diduga akibat sinar matahari (dominannya), Imun tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat menimbulkan penyekit ini. Adapun tanda dan gejalanya ialah mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh. Diagnosa ditegakkan dengan metode yang sama pada KSB, begitupun tindakan therapy dan pengobatan cenderung sama dengan kanker sel basal.

  • Melanoma Maligna (MM)

  • Ini adalah jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi mematikan. Di Amerika, didapatkan data enam dari tujuh penderita kanker ini meninggal dunia. Dan jumlah orang yang terserang meningkat dari tahun ke tahun. Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.

    1. Tanda dan Gejala
    Informasi ini sangat penting sekali bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran maupun bentuknya, Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin.

    Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm.

    2. Diagnosa Melanoma Maligna
    Penegakan diagnosa pada kasus penyakit kanker kulit jenis ini sama halnya dengan kedua jenis kanker kulit di atas (KSB dan KSS), yaitu dilakukannya tindakan biopsy untuk pemeriksaan dibawah mikroskop.

    3. Therapy dan Pengobatan
    Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.

    Jumat, 27 Maret 2009

    Penyakit Kolera (Cholera)


    Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.

    Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).

    Penyebaran Penularan Penyakit Kolera

    Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.

    Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.

    Gejala dan Tanda Penyakit Kolera

    Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami.

    Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
    - Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
    - Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
    - Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
    - Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
    - Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
    - Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
    - Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.

    Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera

    Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.

    Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007 : Getting Serious about Cholera).

    Pencegahan Penyakit kolera

    Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.

    Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.