Kegiatan PNPM-MP

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Kegiatan PUSKESMAS

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

KNPI

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

KSU Warga Sejahtera

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Pemuda Siaga Peduli Kesehatan

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Peniliaian NAKES Teladan 2012

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

PPNI

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Selasa, 08 November 2011

Pemuda Dan Inovasi Di Indonesia


Pemuda merupakan aktor yang sangat penting dalam upaya mengembangkan inovasi di Indonesia. Mengapa demikian? Pertama kalau kita ingin menyuburkan inovasi di seluruh daerah di Indoneisa, maka diperlukan berkembangnya ide kreatif, keberanian untuk berpikir diluar kebiasaan, semangat untuk melakukan perubahan, yang kuncinya ada di pemuda. Kedua, Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki keuntungan dari struktur kependudukan, dimana penduduk usia produktif khususnya pemuda akan mendominasi populasi penduduk di Indonesia. Harapannya tentu saja kelompok pemuda ini akan menjadi pemuda yang kreatif dan produktif.


Peran pemuda menjadi penting dalam pengembangan inovasi karena jika pemuda memiliki kemampuan berinovasi, akan mampu melahirkan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yaitu dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan pemula yang inovatif ke depan. “Upaya yang dilakukan untuk mendorong pemuda menjadi pemuda yang inovatif antara lain dilakukan melalui pengembangan sistem inovasi daerah dan teknoprener muda,” jelas Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT), Tatang A Taufik pada acara Dialog Pagi TVRI dengan tema Pemuda, Inovasi dan Pengembangan Inovasi di Daerah, Senin (7/11).

Senada dengan Tatang, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda dan Deswan, Ketua Bidang Peningkatan Iptek Kemenpora, Imam Gunawan mengungkapkan betapa besarnya potensi yang dimiliki pemuda Indonesia dan tersebar baik di ranah pedesaan maupun perkotaan. Sayangnya, masih banyak dari potensi tersebut yang belum terkembangkan dengan baik hingga saat ini. “Kemenpora peduli dalam menggarap potensi pemuda yang ada tersebut melalui insentif atau perangsang dan apresiasi agar potensi tersebut makin tumbuh subur. Sementara untuk potensi yang belum muncul, diupayakan melalui pemberdayaan baik dengan pelatihan ketrampilan maupun pelatihan teknologi,” ungkapnya.

Berbicara mengenai usaha mendorong kreatifitas keinovasian, Tatang berpendapat bahwa hal tersebut tidak bisa dikembangkan secara parsial, tetapi harus bersistem. Sistem yang dikenal dengan sistem inovasi, yang merupakan kesatuan dari berbagai aktor, ada kelembagaan, interaksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah percepatan perkembangan inovasi, difusi serta proses pembelajaran. Ini merupakan platform dalam upaya mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan ke depan.

“Namun tentu saja proses seperti ini harus ada saluran atau vehiclenya. Ada beberapa pilar yang harus menjadi vehicle dalam memperkuat sistem inovasi di Indonesia. Pertama pilar daerah, dengan potensi keragaman geografis, fisik alam serta fisiokulturnya, daerah perlu diperkuat sistem inovasinya. Kedua pilar industri, kita berupaya mengembangkan kluster industri sebagai wahana untuk mengembangkan potensi terbaik dan membangun daya saing industri. Ketiga pilar jejaring atau jaringan inovasi, yang berfungsi sebagai wahana untuk memperkuat keterkaitan antar aktor, mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi dan difusi. Keempat pilar teknoprener, sebagai wahana mendorong upaya-upaya pemajuan bisnis yang sudah ada maupun menumbuhkembangkan usaha yang baru,” urai Tatang.

Penguatan sistem inovasi harus menjadi agenda kolaboratif di tingkat kementerian maupun pemerintah pusat dan daerah. Dalam tahapan implementasi, Tatang berpendapat perlunya memberdayakan organisasi kepemudaan dan lembaga yang relevan setempat yang berkaitan dengan pengembangan kelompok pemuda. “Itu saya kira yang belum kita lakukan sehingga ini juga bisa menjadi vehicle untuk meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pemuda itu sendiri sebagai subyek pembangunan. Hal ini sudah mulai kita laksanakan, hanya masih dalam tahap awal. Harapannya pada tahun 2012 mendatang kolaborasinya semakin menguat karena PR kita bersama adalah bagaimana meningkatkan daya saing dan memberdayakan pemuda-pemuda agar menjadi pemuda inovator,” jelasnya.

Dalam jangka menengah dan panjang, perlu dilakukan perbaikan sistem pembelajaran dalam masyrakat, pemerintah, sistem pendidikan pelatihan serta pembangunan karakter kepemudaan. Itu menjadi hal yang sangat penting untuk mendorong budaya inovasi dalam masyarakat. Sementara “Dalam jangka pendek, PR kita bersama adalah mengembangkan kisah keberhasilan atau sucsess story, kemudian kita juga harus mendorong lagi semangat untuk melakukan perubahan, memberikan apresiasi kepada mereka yang mempunyai komitmen dan berprestasi untuk menyemangati berkembangnya semangat kreativitas keinovasian,” ungkap Tatang.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam waktu dekat BPPT bersama Kemenpora dan Kemenristek akan menyelenggarakn Apresiasi Inovasi Indonesia 2011. Ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang dinilai mempunyai komitmen dalam mengembangkan inovasi. Terdapat empat kategori, yaitu apresiasi kepada daerah otonom yang memiliki keseriusan untuk mengembangkan daerahnya sebagai wilayah yang subur untuk berkembangnya pemuda kreatif. Kedua kepada kepala daerah, leadership itu kunci dalam mengembangkan keinovasian. Ketiga  kelompok teknoprener, termasuk inovasi pemuda dan keempat kepada produk yang kita nilai ramah lingkungan atau mendukung pembangunan berkelanjutan.

Senada dengan Tatang, Imam menegaskan pentingnya kolaborasi dalam upaya penguatan Sistem Inovasi. Dengan pendekatan sistem inovasi daerah, pemuda dapat diarahkan untuk menjadi teknoprener atau interprener berbasis ilmu pengetahuan. Sucsess story juga dilakukan Kemenpora dalam upaya mengembangkan potensi pemuda di beberapa daerah diantaranya yaitu Tegal, Kendal, Makassar, dan Sumedang. “Hasilnya adalah munculnya pengalaman-pengalaman yang bagus yang menjadikan kita semakin optimis. Jika pendekatan seperti ini dilakukan secara masif, maka bukan sebuah mimpi Indonesia mempunyai teknoprener dengan jumlah yang banyak,” tutupnya. (SYRA/humas)