Kegiatan PNPM-MP

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Kegiatan PUSKESMAS

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

KNPI

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

KSU Warga Sejahtera

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Pemuda Siaga Peduli Kesehatan

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Peniliaian NAKES Teladan 2012

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

PPNI

Lihat pada Album Pemberdayaan Puskesmas - pemberdayaanpuskesmas.blogspot.com

Selasa, 08 November 2011

Pemuda Dan Inovasi Di Indonesia


Pemuda merupakan aktor yang sangat penting dalam upaya mengembangkan inovasi di Indonesia. Mengapa demikian? Pertama kalau kita ingin menyuburkan inovasi di seluruh daerah di Indoneisa, maka diperlukan berkembangnya ide kreatif, keberanian untuk berpikir diluar kebiasaan, semangat untuk melakukan perubahan, yang kuncinya ada di pemuda. Kedua, Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki keuntungan dari struktur kependudukan, dimana penduduk usia produktif khususnya pemuda akan mendominasi populasi penduduk di Indonesia. Harapannya tentu saja kelompok pemuda ini akan menjadi pemuda yang kreatif dan produktif.


Peran pemuda menjadi penting dalam pengembangan inovasi karena jika pemuda memiliki kemampuan berinovasi, akan mampu melahirkan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yaitu dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan pemula yang inovatif ke depan. “Upaya yang dilakukan untuk mendorong pemuda menjadi pemuda yang inovatif antara lain dilakukan melalui pengembangan sistem inovasi daerah dan teknoprener muda,” jelas Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT), Tatang A Taufik pada acara Dialog Pagi TVRI dengan tema Pemuda, Inovasi dan Pengembangan Inovasi di Daerah, Senin (7/11).

Senada dengan Tatang, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda dan Deswan, Ketua Bidang Peningkatan Iptek Kemenpora, Imam Gunawan mengungkapkan betapa besarnya potensi yang dimiliki pemuda Indonesia dan tersebar baik di ranah pedesaan maupun perkotaan. Sayangnya, masih banyak dari potensi tersebut yang belum terkembangkan dengan baik hingga saat ini. “Kemenpora peduli dalam menggarap potensi pemuda yang ada tersebut melalui insentif atau perangsang dan apresiasi agar potensi tersebut makin tumbuh subur. Sementara untuk potensi yang belum muncul, diupayakan melalui pemberdayaan baik dengan pelatihan ketrampilan maupun pelatihan teknologi,” ungkapnya.

Berbicara mengenai usaha mendorong kreatifitas keinovasian, Tatang berpendapat bahwa hal tersebut tidak bisa dikembangkan secara parsial, tetapi harus bersistem. Sistem yang dikenal dengan sistem inovasi, yang merupakan kesatuan dari berbagai aktor, ada kelembagaan, interaksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah percepatan perkembangan inovasi, difusi serta proses pembelajaran. Ini merupakan platform dalam upaya mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan ke depan.

“Namun tentu saja proses seperti ini harus ada saluran atau vehiclenya. Ada beberapa pilar yang harus menjadi vehicle dalam memperkuat sistem inovasi di Indonesia. Pertama pilar daerah, dengan potensi keragaman geografis, fisik alam serta fisiokulturnya, daerah perlu diperkuat sistem inovasinya. Kedua pilar industri, kita berupaya mengembangkan kluster industri sebagai wahana untuk mengembangkan potensi terbaik dan membangun daya saing industri. Ketiga pilar jejaring atau jaringan inovasi, yang berfungsi sebagai wahana untuk memperkuat keterkaitan antar aktor, mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi dan difusi. Keempat pilar teknoprener, sebagai wahana mendorong upaya-upaya pemajuan bisnis yang sudah ada maupun menumbuhkembangkan usaha yang baru,” urai Tatang.

Penguatan sistem inovasi harus menjadi agenda kolaboratif di tingkat kementerian maupun pemerintah pusat dan daerah. Dalam tahapan implementasi, Tatang berpendapat perlunya memberdayakan organisasi kepemudaan dan lembaga yang relevan setempat yang berkaitan dengan pengembangan kelompok pemuda. “Itu saya kira yang belum kita lakukan sehingga ini juga bisa menjadi vehicle untuk meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pemuda itu sendiri sebagai subyek pembangunan. Hal ini sudah mulai kita laksanakan, hanya masih dalam tahap awal. Harapannya pada tahun 2012 mendatang kolaborasinya semakin menguat karena PR kita bersama adalah bagaimana meningkatkan daya saing dan memberdayakan pemuda-pemuda agar menjadi pemuda inovator,” jelasnya.

Dalam jangka menengah dan panjang, perlu dilakukan perbaikan sistem pembelajaran dalam masyrakat, pemerintah, sistem pendidikan pelatihan serta pembangunan karakter kepemudaan. Itu menjadi hal yang sangat penting untuk mendorong budaya inovasi dalam masyarakat. Sementara “Dalam jangka pendek, PR kita bersama adalah mengembangkan kisah keberhasilan atau sucsess story, kemudian kita juga harus mendorong lagi semangat untuk melakukan perubahan, memberikan apresiasi kepada mereka yang mempunyai komitmen dan berprestasi untuk menyemangati berkembangnya semangat kreativitas keinovasian,” ungkap Tatang.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam waktu dekat BPPT bersama Kemenpora dan Kemenristek akan menyelenggarakn Apresiasi Inovasi Indonesia 2011. Ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang dinilai mempunyai komitmen dalam mengembangkan inovasi. Terdapat empat kategori, yaitu apresiasi kepada daerah otonom yang memiliki keseriusan untuk mengembangkan daerahnya sebagai wilayah yang subur untuk berkembangnya pemuda kreatif. Kedua kepada kepala daerah, leadership itu kunci dalam mengembangkan keinovasian. Ketiga  kelompok teknoprener, termasuk inovasi pemuda dan keempat kepada produk yang kita nilai ramah lingkungan atau mendukung pembangunan berkelanjutan.

Senada dengan Tatang, Imam menegaskan pentingnya kolaborasi dalam upaya penguatan Sistem Inovasi. Dengan pendekatan sistem inovasi daerah, pemuda dapat diarahkan untuk menjadi teknoprener atau interprener berbasis ilmu pengetahuan. Sucsess story juga dilakukan Kemenpora dalam upaya mengembangkan potensi pemuda di beberapa daerah diantaranya yaitu Tegal, Kendal, Makassar, dan Sumedang. “Hasilnya adalah munculnya pengalaman-pengalaman yang bagus yang menjadikan kita semakin optimis. Jika pendekatan seperti ini dilakukan secara masif, maka bukan sebuah mimpi Indonesia mempunyai teknoprener dengan jumlah yang banyak,” tutupnya. (SYRA/humas)

Rabu, 03 Agustus 2011

Perawat Tak Kalah Dengan Dokter


Kompas.com - Kemampuan seorang perawat dalam pemberian terapi pengobatan pada pasien AIDS ternyata tak kalah dengan dokter. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat, terutama dalam kondisi keterbatasan tenaga dokter.

Penelitian yang bertajuk "pergeseran tugas" dalam pemeliharaan HIV di Afrika Selatan menunjukkan, secara virtual tidak ada perbedaan hasil akhir pada pasien AIDS yang minum obat di bawah pengawasan perawat ataupun dokter.

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan saat ini terdapat 33 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS. Sementara itu separuh dari total 9,5 juta orang yang butuh obat AIDS tidak bisa mendapatkannya.

Saat ini yang menjadi masalah adalah kurangnya tenaga kesehatan. Karena itu WHO baru-baru ini mengusulkan "pergeseran tugas" dari dokter pada tenaga kesehatan lain.

Untuk melihat apakah hal itu mungkin diterapkan, tim peneliti dari pusat riset internasional untuk AIDS di Afrika Selatan melakukan studi untuk membandingkan dampak perawatan yang dilakukan dokter dengan perawat.

Diketahui 48 persen pasien yang mendapat kan pengawasan dari perawat mengalami kesalahan. Jumlah itu hanya sedikit di bawah kesalahan yang dilakukan dokter, yakni 44 persen. Setelah dua tahun, angka kematian dan juga efek samping obat dari dua kelompok tenaga kesehatan itu tak berbeda.
Last Updated (Wednesday, 03 August 2011 07:39)

Senin, 01 Agustus 2011

Sakit Maag Fungsional Sembuh Dengan Puasa


JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai pertanyaan sering timbul di masyarakat terutama bagi mereka mempunyai masalah dengan lambung dan ingin melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Pertanyaan tersebut antara lain, apakah puasa akan memperberat sakit maag? Apakah orang sakit maag boleh berpuasa?

"Pada umumnya, penderita sakit maag dapat berpuasa terutama jika sakit maagnya hanya gangguan fungsional," kata Dr dr Ari Fahrial SYAM SpPD-KGEH, spesialis penyakit dalam dan konsultan penyakit lambung dan pencernaan, RSUP Cipto Mangunkusumo dalam Simposium Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Rabu (27/7/2011).


Bahkan, menurut Ari, sakit maag karena gangguan fungsional biasanya dengan berpuasa keluhan sakit bisa berkurang dan merasa lebih sehat pada saat berpuasa. Hal ini terjadi karena keluhan sakit maag yang timbul pada pasien akibat ketidakteraturan makan, konsumsi makanan camilan, seperti makanan yang berlemak, asam, dan pedas sepanjang hari.

"Selama berpuasa, pasien-pasien ini pasti makan lebih teratur karena hanya dua kali dengan waktu yang lebih kurang sama setiap harinya selama puasa, yaitu saat sahur dan berbuka," katanya.

Ari mengatakan, umumnya orang yang berpuasa akan lebih banyak bersabar dan mengendalikan stres. Hal-hal inilah yang menyebabkan pasien dengan gangguan fungsional tersebut dapat berpuasa dengan baik dan keluhan sakit maagnya akan berkurang.

"Justru mereka yang sakit maag fungsional akan membaik maagnya kalau melakukan puasa" ujarnya.

Ari mamaparkan, secara umum sakit maag dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu sakit maag fungsional dan sakit maag organik. Pada penderita sakit maag fungsional, diketahui apabila pada pemeriksaan dengan endoskopi (teropong saluran pencernaan atas) tidak didapatkan kelainan secara anatomi.

Sementara pada maag organik, biasanya didapatkan kelainan secara anatomi, misalnya luka dalam atau luka lecet pada kerongkongan, lambung, usus dua belas jari, serta kanker pada organ pencernaan tersebut.

Ari mengatakan, khusus pada penderita sakit maag organik yang belum diobati terutama jika mengalami gejala seperti berat badan turun, anemia/pucat, muntah darah, BAB hitam, dan tidak bisa menelan, tidak dianjurkan untuk melakukan puasa.

"Adapun pada orang yang memang terdapat kelainan organik, puasa akan memperberat kondisi sakit lambungnya jika tidak diobati dengan tepat. Namun, jika sakit lambungnya diobati, mereka dapat melakukan ibadah puasa seperti orang normal umumnya," katanya.

Oleh karena itu, Ari menyampaikan kepada mereka yang ingin melakukan ibadah puasa supaya segera pergi ke dokter untuk mengevaluasi apakah penyakit maag yang diderita termasuk yang mempunyai kelainan organik atau fungsional. Sementara itu, bagi orang-orang yang tidak mempunyai masalah dengan lambung, sebelumnya tidak perlu takut akan mengalami sakit maag saat berpuasa.

Bahkan, puasa akan membuat pencernaan lebih sehat. Obat-obatan untuk sakit maag tidak diperlukan bagi pasien yang tidak ada masalah dengan maag selama melaksanakan puasa Ramadhan.



Last Updated (Monday, 01 August 2011 12:14)

Senin, 04 Juli 2011

Perda Keperawatan Lindungi Perawat



BANDARLAMPUNG – Komisi V DPRD Lampung optimistis peraturan daerah (perda) keperawatan disetujui pemerintah pusat. Kini pemerintah pusat memang masih mengkaji perda yang telah disahkan oleh DPRD Lampung itu.
Ketua Komisi V DPRD Lampung Yandri Nazir mengungkapkan, perkembangan kasus Misran di Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi salah satu indikator perda itu dapat diberlakukan di Provinsi Lampung. ’’Kita lihat kasus Misran. Berati, MK juga melihat ada yang salah dengan UU Kesehatan. Perawat tak perlu takut lagi dikriminalisasi,’’ kata Yandri kemarin.
Menurut Yandri, munculnya perda keperawatan di samping untuk menyiasati ketidakberimbangan tenaga perawat, juga dimaksudkan untuk meminimalisasi kriminalisasi terhadap para perawat. ’’Semoga dengan putusan Misran di MK dapat memuluskan perda itu,’’ tegas Yandri.
Beberapa waktu lalu, MK mengabulkan permohonan Misran, mantri Kualasamboja, Kutai Kartanegara. Keluarnya keputusan atas Misran berimplikasi bahwa perawat, mantri, dan bidan desa kembali dapat menolong masyarakat di pelosok tanpa khawatir dikriminalisasi.
Permohonan uji materiil atas UU Kesehatan bermula ketika pengadilan memutus Misran penjara tiga bulan dengan denda Rp2 juta pada 2009. Dasarnya, sesuai dengan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan pasal 82 (1) huruf D jo pasal 63 (1) UU No. 32/1992 tentang Kesehatan, Misran tak punya kewenangan memberikan pertolongan layaknya dokter. ’’Kita harapkan dengan adanya putusan berimplikasi pada perda yang tengah dibahas di pusat,’’ tegas Yandri. (wdi/c2/niz)

Jumat, 13 Mei 2011

Perawat, Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan

Jakarta, Selama ini masih ada yang mengganggap sebelah mata peran dari seorang perawat. Padahal perawat bisa menjadi ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan. Maka itu perawat diingatkan untuk harus adil pada semua pasien.

"Perawat merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan dan mempunyai peran strategis bersama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pembangunan kesehatan," ujar Sekjen Kemenkes Ratna Rosita dalam acara Workshop Nasional Keperawatan Memperingati Hari Perawat Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (12/5/2011).

Ratna mengharapkan para perawat mampu memberikan pelayanan yang aman bagi pasien dan masyarakat, memberikan pelayanan secara profesional, berkinerja tinggi serta peduli (caring) sehingga bisa mengurangi beban psikologis dari pasien.

"Eksistensi dari perawat berada langsung disemua tatanan masyarakat, sehingga perlu diberdayakan secara maksimal. Selain itu perawat adalah bagian yang menjadi motor suatu rumah sakit," ujar Dewi Irawaty, MA, PhD selaku Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Dewi mengungkapkan bahwa karena tugas dari perawat adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, maka perawat juga memiliki kesempatan untuk berperan dan mensukseskan MDGs khususnya yang terkait dengan masalah kesehatan masyarakat.

Upaya awal untuk memaksimalkan peran perawat dalam mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui pengembangan profesionalisme dan penerapan etika dalam pemberian pelayanan keperawatan, serta mengembangkan berbagai kebijakan terkait dengan domain utama dalam restrukturisasi pelayanan keperawatan.

"Salah satu aspek utama yang akan menjadi acuan bagi kiprah para perawat di Indonesia adalah adanya payung hukum yang memadai yaitu Undang Undang Keperawatan, yang akan mengatur dan mengawal eksistensi suatu profesi," ungkap Dewi.

Undang-undang tersebut sebenarnya telah diperjuangkan oleh masyarakat keperawatan di Indonesia sejak tahun 1994 dan diharapkan undang-undang ini bisa segera direalisasikan, sehingga ada pengaturan yang jelas mengenai mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh perawat.

Sabtu, 07 Mei 2011

Stop Pemberian Air Putih Pada Bayi


Dibalik kebiasaan memberikan air putih ternyata tersimpan bahaya yang dapat mengancam si buah hati, utamanya bayi di bawah usia 6 bulan. ASI, Sudah Cukup!

Air putih bermanfaat bagi kesehatan anak-anak dan orang dewasa memang benar, tapi TIDAK untuk bayi.

“Pemberian air putih tidak disarankan, khususnya pada bayi usia < 6 bulan, karena kegunaannya tidak ada,” buka dr. Yulia Lukita Dewanti, M. Ked. Ped, SpA dari RS Sari Asih Serang.
Pada bayi usia tersebut, pemberian ASI eksklusif tanpa pemberian cairan lain sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi sesuai dengan perkembangannya.
Secara alamiah, komposisi ASI –mengandung 88 persen air- yang diproduksi akan mencukupi kebutuhan cairan bayi.
Begitu pun dengan bayi yang minum susu formula, lebih dari 80 persen komposisi susu formula adalah air. Mengingat tingginya kadar air dalam ASI maupun susu formula, bayi kurang 6 bulan tak perlu diberikan tambahan cairan lain apapun secara langsung –termasuk air putih, teh manis, atau jus buah.
Artinya, bayi tidak akan kekurangan cairan sejauh bayi mendapatkan ASI atau susu formula cukup setiap harinya. Bayi akan selalu ‘meminta’ ASI/susu formula bila ia merasa haus (on demand).

3 Alasan Air Putih Dilarang
Lantas, mengapa air putih tak baik diberikan pada bayi?

Ginjal Bisa Rusak
“Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, semua organnya belum berfungsi laiknya orang normal pada umumnya. Nah, organ yang langsung berhubungan dengan metabolisme cairan adalah ginjal. Jika bayi diberi banyak air putih, maka ginjal yang belum siap menyaring –kecuali ASI- ini dapat rusak,” papar dokter penyuka novel ini.
Ya, ginjal bayi belum mampu mengeluarkan air dengan cepat, sehingga dapat menyebabkan timbunan air dalam tubuh yang dapat membahayakan bayi (keracunan air).

Keracunan air
Kelebihan air di atas akan menyebabkan kandungan elektrolit dalam darah menjadi tidak seimbang, misalnya sodium (natrium). Kelebihan cairan tersebut akan melarutkan sodium dalam darah dan akan dikeluarkan tubuh, sehingga kadar sodium menjadi rendah yang dapat memengaruhi aktivitas otak.
Awalnya ditandai dengan iritabilitas (merengek-rengek), mengantuk dan gejala penurunan kesadaran lainnya yang kadang luput dari kewaspadaan orangtua. Gejala lainnya adalah penurunan suhu tubuh, bengkak di sekitar wajah dan jika dibiarkan dapat menjadi kejang.
Jika si kecil sampai mengalami kejang, kemungkinan terjadi gangguan perkembangan di masa depannya namun bergantung pada frekuensi dan durasi kejang tersebut terjadi.

Kebutuhan gizi tidak terpenuhi
Selain keracunan air, memberikan air putih setiap kali bayi menangis adalah salah. Bayi yang menangis tidak selalu berarti lapar. Bisa saja ia BAK (Buang Air Kecil), BAB (Buang Air Besar), kurang nyaman, sakit atau lainnya.
Bayi yang diberikan air setiap ia menangis akan menjadi kenyang. Sehingga keinginan bayi untuk menyusu akan menurun. Akibatnya, asupan gizi dalam tubuh menurun pula.
Padahal tiga tahun pertama adalah golden period (masa keemasan) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan sangat bergantung pada asupan gizinya saat itu. Oleh karena itu, Moms harus mengonsumsi makanan yang bergizi agar kualitas ASI terjaga.

Diare, Tetap Berikan ASI
Bagaimana bila bayiku diare, apa boleh diberikan air putih? “Untuk bayi usia kurang dari 6 bulan, tetap berikan ASI saja. Memang, kebutuhan akan cairan saat diare akan meningkat, namun pemberian ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Semakin sering si ibu menyusui maka semakin banyak pula ASI yang diproduksi, sehingga Ibu tidak perlu khawatir ASI-nya tidak cukup,” saran dr Yulia.
Ingat, kandungan ASI sudah lengkap, termasuk kandungan elektrolitnya. Sehingga, pemberian cairan elektrolit khusus bayi tetap tidak disarankan.
Boleh Diperkenalkan lebih dari 6 Bulan

Pemberian air putih mulai dapat dilakukan saat bayi memasuki usia di atas 6 bulan, dimana MPASI (Makanan Pendamping ASI) mulai diperkenalkan. Selain itu pada usia lebih dari 6 bulan, organ bayi dianggap ‘siap’ untuk mencerna makanan dan minuman selain ASI.
Selain itu, ada beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada kasus tertentu -seperti cuaca panas atau konstipasi- pemberian air pada bayi diperbolehkan.
Namun, pemberian air itu cukup berkisar satu sendok makan setiap pemberiannya. Sebaiknya, gunakan sendok, bukan dot/botol guna menghindari kehilangan kontrol berapa banyak air putih yang sudah diminum bayi, jangan sampai kebanyakan.
Misalnya yang terjadi di John Hopkins Children’ Center, sebuah rumah sakit di Amerika, seperti dikutip dari situsnya. Pada musim panas, banyak bayi yang dibawa ke ruang gawat darurat oleh orangtua yang panik karena bayi mereka kejang. Belakangan diketahui bahwa hal itu disebabkan oleh asupan air putih yang terlalu banyak.

Hmm, Anda tak mau hal itu terjadi pada si kecil, bukan?
Air Tajin, Tak Dianjurkan!
Pemberian air tajin (air rebusan beras) masih jamak ditemukan di masyarakat. Menyikapi hal ini, dr Yulia menegaskan bahwa air tajin tetap tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan.
Banyak ibu-ibu memberikan air tajin bila anaknya terserang diare guna mengatasi dehidrasi. Banyak pula yang mencampurkan air tajin pada makanan bayinya saat si kecil berusia lebih dari 6 bulan.
Dikatakan dr. Yulia, komposisi air tajin tidak lain hanyalah karbohidrat. Memang, air tajin lebih baik dibandingkan dengan air putih yang tidak mengandung zat gizi dan hanya beberapa jenis elektrolit.
Walau begitu, bagi bayi lebih dari 6 bulan yang selalu diberikan air tajin, yang akan terpenuhi hanyalah kebutuhan karbohidratnya. Hasilnya, bayi bisa menjadi gemuk tanpa ada ‘isi’nya. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dibutuhkan bukanlah karbohidrat saja. Protein, lemak, serat, zat gizi makro dan mikro pun berperan penting.
Jadi, bijaklah dalam memilih makanan/minuman untuk dikonsumsi si kecil dalam masa tumbuh kembang-nya. 

(Sumber: Tabloid Mom/Kiddie)

Jumat, 29 April 2011

Penyakit Gagal Jantung


Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac output)} tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.

Dampak dari gagal jantung secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah, sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yand dibawa dalam darah itu sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia), menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba yang berujung pada kematian.


Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang sangat sering dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala sangat bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar jantung.

Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung stop bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak lagi mampu memompakan darah sebagaimana tugasnya sehari-hari bagi tubuh seseorang.


  • Klasifikasi Penyakit Gagal Jantung

  • Ruang Jantung terbagi atas empat ruang yaitu Serambi kanan dan serambi kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial, kemudian Bilik kanan dan bilik kiri yang dipisahkan oleh septum interventrikular.

    Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu sisi bagian jantung, misalnya gagal jantung bagian sisi kiri atau gagal jantung bagian sisi kanan saja.

  • Penyebab Penyakit Gagal Jantung

  • Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan primer otot jantung itu sendiri atau beban jantung yang berlebihan ataupun kombinasi keduanya. Secara garis besar, faktor kemungkinan yang menyebabkan penyakit gagal jantung adalah orang-orang yang memiliki penyakit hipertenisi, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi), perokok, diabetes (kencing manis), obesitas (kegemukan) dan seseorang yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung serta tentunya pola hidup yang tidak teratur dan kurang ber-olah raga.


  • Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Jantung

  • Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian mana dari jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah, lebih jelasnya sebagai berikut :
    1. Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit maka sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan tanda lainnya adalah cepat letih (fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat (tachycardia), batuk-batuk serta irama degub jantung tidak teratur (Arrhythmia).

    2. Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut (ascites) dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual, muntah, keletihan, detak jantung cepat serta sering buang air kecil (urin) dimalam hari (Nocturia).

  • Diagnosa Penyakit Gagal Jantung

  • Biasanya, diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang dikeluhkan ataupun yang terlihat langsung saat dilakukan pemeriksaan. Untuk memperkuat diagnosa, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan, misalnya ;
    1. Pemeriksaan fisik, adanya denyut nadi yang lemah dan cepat, tekanan darah menurun, bunyi jantung abnormal, pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di dalam paru-paru, pembesaran hati, penambahan berat badan yang cepat, pembengkakan perut atau tungkai.
    2. Pemeriksaan Rontgen atau X-ray (ronsen), pada bagian dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.
    3. Pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung).

  • Pengobatan Penyakit Gagal Jantung

  • Dalam penatalaksanaan atau perawatan pasien dengan kasus penyakit gagal jantung, ada tiga hal mendasar yang menjadi acuan, diantaranya ; Pengobatan terhadap Gagal jantung sendiri, Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan Pengobatan terhadap faktor pencetus.
    Termasuk dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sedangkan penanganan secara umum meliputi istirahat, pengaturan suhu dan kelembaban, oksigen, pemberian cairan dan diet.

    Pemberian obat-obatan, seperti obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena), obat vasodilator (arteriolar dilator : hidralazin), venodilator (nitrat, nitrogliserin), mixed dilator (prazosin, kaptopril, nitroprusid), diuretik serta obat-obatan disritmia.

    Tindakan pembedahan, hal ini biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung bawaan (paliatif, korektif) dan penyakit jantung didapat (valvuloplasti, penggantian katup).

  • Pencegahan Penyakit Gagal jantung

  • Bagi Anda yang merasakan adanya tanda dan gejala seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya segera memeriksaakan diri ke dokter. Mengurangi faktor yang dapat menyebabkan kondisi gagal jantung, berhenti merokok, kurangi konsumsi makanan berlemak, upayakan melakukan olah raga, pola atau haya hidup yang teratur.

    Tentunya bagi mereka yang mengalami atau menderita penyakit yang dapat berakibat menimbulkan serangan gagal jantung sebaiknya rutin meng-kontrolkan diri ke dokter, misalnya penderita darah tinggi (Hypertension), kencing manis (Diabetes), penumpukan plak (kolesterol atau lainnya) pada pembuluh darah jantung (Coronary Artery Disease).

    sumber : http://www.infopenyakit.com/

    Kamis, 14 April 2011

    Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)


    Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.

    Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.



    Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).

    >> Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

    Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

    Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

    Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.

    Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.

    >> Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

    Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.

    Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).

    >> Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu

    >> Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;

    Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
    Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

    Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
    Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).

    Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

    >> Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu

    Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;

    1. Pemeriksaan fisik.
    Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

    Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

    2. Pemeriksaan Laboratorium.
    Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

    3. Pemeriksaan radiologi.
    foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.


    >> Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu

    Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

    Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll.

    sumber : http://www.infopenyakit.com

    Minggu, 06 Februari 2011

    Komunitas Pecinta Hobi Burung Berkicau: Tips Menjinakkan Burung Liar, Giras, Alas

    Komunitas Pecinta Hobi Burung Berkicau: Tips Menjinakkan Burung Liar, Giras, Alas: Berikut ini ada beberapa tips atau trik cara agar burung tidak menjadi liar atau giras , dan mungkin anda bisa terapkan atau berlakukan untu...

    Rabu, 26 Januari 2011

    DEPKES : Target MDGs Bidang Kesehatan


    JAKARTA - Kementerian kesehatan RI merilis laporan target Millenium Development Goals (MDG)-1 dibidang kesehatan yang terkait dengan kemiskinan dan kelaparan.

    Target paling paling menentukan adalah prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Prevalensi Gizi Kurang telah menurun secara signifikan, dari 31.0 % pada tahun 1989 menjadi 17.9 % pada tahun 2010. Dalam pada itu prevalensi gizi buruk turun dari 12.8% pada tahun 1995 menjadi 4.9 % pada tahun 2010.

    Menteri Kesehatan mengatakan, berbagai upaya perbaikan gizi masyarakat melalui kegiatan yang mencakup peningkatan program ASI Ekslusif, upaya penanggulangan gizi mikro melalui pemberian Vitamin A, Taburia, tablet besi bagi bumil, dan iodisasi garam serta tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang.

    Target MDG 4 terkait dengan penurunan kematian balita. Angka Kematian Balita, Bayi, dan Neonatal terus mengalami penurunan. Data Suvey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian Bayi 34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000. 

    Target MDGs 5 terkait dengan penurunan angka kematian ibu (AKI). Indikator AKI merupakan salah satu indikator yang diramalkan sulit dicapai. Tidak hanya di Indonesia akan tetapi di banyak negara berkembang di dunia. Data terakhir pada 2007 menunjukkan AKI sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, masih jauh dari target MDGs sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.

    Pada tahun 2010, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan telah mencapai angka di atas 80 % dan terjadi peningkatan yang bermakna sejak tahun 1990. Cakupan persalinan yang tinggi dan yang memenuhi standar persalinan merupakan indikator proxy dari angka kematian ibu, jelas dr. Endang.

    Untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program Jampersal (Jaminan Persalinan), yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, posnatal dan Keluarga Berencana.

    Untuk target MDG 6 yang terkait dengan penyakit HIV/AIDS, TB, dan Malaria. Jumlah kasus HIV yang masuk perawatan mengalami peningkatan, tahun 2010 sebanyak 15.275 orang. Sedangkan jumlah kasus AIDS pada tahun 2010 sebanyak 4.158 orang. 

    Strategi Pengendalian HIV/AIDS adalah : Penguatan Pokja AIDS sektor kesehatan, Penguatan kapasitas manajemen dan teknis program di semua tingkatan, Penguatan/pengembangan Sistem Informasi dan Surveilans, Pengembangan Kolaborasi TB-HIV, Penguatan Sistem Distribusi Logistik, Penerapan PITC (Provider Initiative Testing and Counseling), dan Pengembangan fasilitas layanan konseling, diagnostik dan pengobatan.

    Angka penemuan Kasus TB (CDR), dan angka keberhasilan TB (SR) tahun 2009 sudah melampaui target MDGs tahun 2015.

    Angka kesakitan malaria yang diukur dengan angka API (Annual Parasite Incidence) menunjukan penurunan pada Periode Lima (5) tahun kebelakang s/d 2010 menjadi 1,58. Angka ini telah mendekati target MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015.

    Persentase rumah tangga yang akses terhadap sumber air minum diperdesaan terus mengalami peningkatan (Riskesdas, 2010). Jika trend penurunan ini dapat tetap terus dipertahankan, maka target MDGs 2015 akan tercapai, bahkan sebelum tahun 2015.



    sumber : DEPKES: Target MDGs Bidang Kesehatan 

    Kamis, 13 Januari 2011

    Diare dan Cara Pencegahan


    Diare adalah sindrome penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari.

    Penyakit diare sebetulnya bukanlah penyakit yang berbahaya. Akan tetapi, jika diare tersebut terjadi secara terus-menerus disertai gejala lain, tentunya harus tetap waspada. Apalagi jika terjadi pada anak-anak yang alat pencernaannya masih rentan, hal tersebut dapat menyebabkan diare akut pada anak.

    Diare dapat diartikan keluarnya kotoran encer yang terlalu sering. Pada bayi, keadaan tersebut perlu mendapat perhatian serius. Sedangkan pada anak-anak, umumnya hal itu tidak akan terlalu mengganggu kesehatannya jika ia mendapatkan cukup cairan selama diare berlangsung.

    Penyebab diare pada umumnya adalah infeksi virus pada saluran pencernaan (gastroenteritis). Kebanyakan obat-obatan tidak terlalu banyak menolong sehingga tindakan yang terbaik adalah adalah membiarkan tubuh mengatasi infeksi itu sendiri.

    Bagaimana Jika Anak Diare?

    Untuk mengatasi diare atau infeksi virus pada saluran pencernaan (gastroenteritis) tersebut, kita dapat melakukan hal-hal berikut.

    1. Memberinya banyak minum, 1 – 1,5 liter sehari. Memberikan larutan gula merupakan cara yang terbaik. Larutan gula (glukosa) dapat dibuat sendiri dengan cara mencampurkan 3 sendok teh ke dalam 200 ml air matang. Atau dengan sekantung sachet glukosa dan puyer mineral yang bisa diperoleh di apotek.
    2. Selain larutan glukosa, kita juga bisa memberikan sari buah yang tidak mengandung gula.
    3. Jika si anak muntah, beri minum sedikit (30-60 ml) setiap jam.
    4. Jangan dulu memberinya susu, yoghurt, atau keju selama satu minggu.
    5. Jika ia mengalami sakit perut, dekapkan bungkusan botol air panas di perutnya untuk meredakan rasa sakit.
    6. Jika diare pada anak terjadi terus-menerus selama 48 jam, kita harus segera membawanya ke dokter.

    Apa Saja Penyebab Diare?

    Selain infeksi virus pada saluran pencernaan, diare pada anak pun dapat disebabkan oleh kondisi psikologis anak. Perasaan terlalu senang atau terlalu cemas dapat menimbulkan diare. Gejala ini dapat hilang sendiri tanpa harus ada perawatan khusus.

    Diare dapat disebabkan pula oleh alergi. Meskipun alergi sering dikaitkan dengan penyakit asma, eksim, dan demam-bersin, namun dalam beberapa kasus, diare dapat ditimbulkan karena alergi makanan tertentu. Si anak cenderung alergi jika salah seorang atau kedua orangtuanya juga pengidap alergi.

    Susu formula sering menjadi penyebab alergi pada anak yang kemudian menimbulkan diare. Makanan lain yang dapat menimbulkan alergi adalah ikan, telur, serta bahan-bahan pewarna dan pengawet.

    Cara penanggulangan terbaik dari alergi makanan pada anak adalah menghindarkan makanan penyebab alergi untuk dikonsumsi anak. Kalau si anak tidak cocok dengan susu formula tertentu, kita dapat menggantinya dengan yang lebih sesuai. Namun, agak sulit ditanggulangi jika anak alergi terhadap berbagai jenis makanan.

    Pencegahan Penularan Infeksi

    Jika ada anggota keluarga yang terserang infeksi virus pada saluran pencernaan (gastroenteritis), cegahlah penularan dengan langkah-langkah berikut.

    1. Cuci bersih tangan setiap kali selesai dari kakus dan sebelum menyiapkan makanan.
    2. Pisahkan pakaian handuk, serbet, dan saputangan dari orang lain.